Apa hukum iklan promosi di masjid ?
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah di bawah bimbingan Dr. Abdullah al-Faqih dijelaskan rincian hukum mengenai pengumuman di masjid,
فتعليق الإعلانات في المساجد على أقسام
الأول : أن يكون الإعلان من باب الدلالة على الخير كالإعلان عن فتح روضة إسلامية للأطفال فلا ينبغي أن يشك في جوازه، لأن كونه دلالة على الخير يدخل فيما بنيت له المساجد
Menempel pengumuman di masjid, ada beberapa macam,
Pertama, pengumuman yang berisi informasi dan ajakan melakukan amal kebaikan. Misalnya informasi pembangunan taman pendidikan islam untuk anak. Tidak selayaknya kita ragu untuk menyatakan bahwa ini boleh. Karena pengumuman yang berisi informasi untuk melakukan kebaikan, termasuk bagian dari tujuan dibangunnya masjid.
الثاني : أن يكون الإعلان عن أمر مباح كالإعلان عن تأجيل حفل عرس ونحو ذلك مما يحصل نادراً وتتحقق به مصلحة عامة للناس، فلا حرج فيه والأولى عدم فعله إذا أمكن تحقيق الغرض بغير ذلك
Kedua, pengumuman berisi informasi yang sifatnya mubah. Misalnya, pengumuman ditundanya acara walimah nikah seseorang, atau semacamnya, yang ini sifatnya jarang-jarang, dan menyangkut kepentingan masyarakat. Pengumuman semacam ini dibolehkan. Hanya saja, yang lebih baik, tidak melakukannya, jika tujuan informasi ini bisa disampaikan di tempat lain.
وأما الإعلان على سبيل الترويج التجاري، فهذا مما ينبغي أن تنزه عنه المساجد لما في ذلك من إشغال الناس بالصفقات التجارية، وكثرة مثل هذا النوع من الإعلانات وإقبال أصحاب السلع عليه، وقد ورد النهي عن البيع والشراء في المسجد، وهذا وإن كان في دخوله في معنى البيع المنهي عنه نظر، إذ هو ليس بيعاً شرعاً، إلا أنه ينبغي اجتنابه، لأن المساجد لم تبن لهذا
Adapun pengumuman yang orientasinya promosi dagangan, semacam ini selayaknya dijauhkan dari masjid. Karena semacam ini menyibukkan jamaah dengan kegiatan komersial, dan memicu banyaknya promosi para pedagang untuk dipasang di masjid. Padahal terdapat larangan jual beli di masjid. Meskipun pasang iklan di masjid, tidak tepat jika dimasukkan dalam hadis larangan jual beli di masjid, karena bukan termasuk jual beli secara makna syar’i, hanya saja, selayaknya dijauhkan dari masjid. Karena masjid tidak dibangun untuk kegiatan semacam ini.
Ditulis oleh Al-ustadz Ammi Nur Baits
Dikutip dari pengusahamuslim.com